Foto : (VoA) |
PUISI-PUISI KARYA HAMDANI MULYA
ACEH TSUNAMI (1)
Mengeja Alamat 1
Dian telah padam
Pada nyanyian burung-burung
Terhanyut Tsunami
Di antara reruntuhan gedung
Porak-poranda dibawa air bah
Kutangis kau dalam galau
Bunda entah di mana ?
Ayah kehilangan air mata
Anak yang telah tiada
Kekasih hilang di mata
Aceh Utara, 26 Desember 2004
ACEH TSUNAMI (2)
Mengeja Alamat 2
Inikah alamat karena kita terlalu nista
Bumi berguncang kemiringan
Air bah menerjang
Pantai kehilangan kasih sayang
Lalu kita kehilangan saudara
Harta benda
kita tidak kehilangan akal
Kita jangan kehilangan iman
Toko terplantung-planting
Gedung terplanting-plantung
Kutulis namamu dalam syair pilu
Sebagai sebuah renungan
Kita semua kehilangan
Kehilangan air mata
Kehilangan kata
Tuk menangis dan melukiskan
Makna ini semua
Aceh Utara, 26 Desember 2004
ACEH TSUNAMI (3)
Mengeja Alamat 3
Ribuan jiwa hilang
Sepanjang jalan
Sepanjang trotoar
Sepanjang luka-luka
Ribuan jasad terbujur
di sepanjang sungai : Krueng Aceh
Tak ada tawa selain kepedihan
Mengakar dalam jiwa
Tak ada senyum
selain manusia terbujur
dalam dekapan kepedihan
“Aceh berduka”: Indonesia Menangis
Apakah ini teguran Tuhan ?
Karena kita sering berbuat nista ?
Aceh Utara, 26 Desember 2004
ACEH TSUNAMI (4)
Mengeja Alamat 4
“Nyak-Nyak” biarkan mereka pergi
dengan wirid doa
“Miwa” inikah sebuah teguran
yang jadi air mata kita
Air bah telah jadi air mata
Hanya puing-puing rumah
Jadi perahu, karena perahu
Telah jadi puing-puing
Arus listrik putus
Arus transportasi putus
Jaringan telefon putus
Semuanya putus … !
Demikian pun nyawa
Keluar dari jasadnya
Menghadap Tuhan
Yang Maha Kuasa
Air bah mengalir
Doa mengalir
Bantuan mengalir
Satu yang tak mengalir
Air mata yang telah kering
dari tangis manusia
Semua hilang:
Kecuali jasa, ilmu, amal
dan cinta yang diterpa tsunami
Aceh Utara, 26 Desember 2004
ACEH TSUNAMI (5)
Mengeja Alamat 5
Kemana kan kucari
Kau rembulan
daratan telah jadi lautan
Kemana kan kucari
Kau pahlawan
Tubuhku telah terguncang
Adakah kau tersayang
dalam curahan Rahmat Ilahi?
Ngeri memapah manusia
Tuk kenal rasa kasih mengasihi …
Ini sebuah teguran Tuhan …
Aceh Utara, 26 Desember 2004
ACEH TSUNAMI (6)
Mengeja Alamat 6
Mengeja alamat
di reruntuhan gedung
di reruntuhan puing
pada malam mencekam
pada hari suram
Inikah tanda kasih sayang Tuhan?
Menegur kita untuk kembali pada-Nya
Ku ukir nama duka
Tuk kita renungkan
Walau pahit buat di kenang
Tsunami hanyutkan:
Pusong, Sawang, Lancok, Jambo,
Blang Mee, Ulee Reubek, Krueng Mane,
Sigli, Lhok Nga, Peunayong dan yang tak tercatat,
Meulaboh, Aceh Jaya, Simeulue
dan yang kehilangan alamat
Aceh kehilangan air mata,
Indonesia menangis!
dan kota-kota yang tak tercatat
Aceh Utara, 26 Desember 2004
0 Response to "Puisi Tsunami Aceh Mengeja Alamat"
Posting Komentar